KISAH ORANG GAGAL
Orang gagal itu selalu bertanya,
"MEngapa Tuhan tidak beri aku rezeki yang banyak?"
padahal ia sudah merasa bekerja susah payah tapi tak pernah kaya-kaya juga.
kemudian ia bertanya lagi, pada Tuhan:
"Kok Sudah capek gini ga dikasi bonus sih? Mobil kek, rumah mewah kek, apa kek. Biar semangat."
padahal ia sudah mendapatkan apa yang dipunya untuk bekerja dan semangat yang didapat dari istri dan anak-anaknya.
Orang gagal itu bertanya kembali, kali ini dengan nada dan pertanyaan yang amat kritis:
"Kalo misal aku diciptakan cuma jadi orang kere, nggak usah deh, ciptain aku! rugiin waktuku aja...!"
padahal ia dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat dan selalu bersyukur telah melahirkannya di dunia dan menjadi orang yang berguna, walau hanya sebatas membantu kecil-kecilan saja.
hingga pada saat, orang gagal itu mendapatkan jawaban atas doanya:
Suatu hari ia ditawari oleh salah seorang temannya tentang pekerjaan yang benar-benar menjanjikan kekayaan dan apa yang diharapkannya, yaitu mobil, rumah mewah dan segalanya.
tetapi, karena ia merasa prosesnya tidak mudah, maka dengan sekali tebas ia mengomentari tawaran temannya tersebut;
"Sori, kalo caranya harus sesusah gitu, malas. mending jadi gini aja, ga repot-repot." jawab si orang gagal tersebut. Pada akhirnya orang yang berniat untuk membantunya pun pergi meninggalkannya. Tinggallah ia duduk sendiri sambil memandangi sebuah brosur yang diberikan oleh temannya tersebut, di mana tertulis:
"Bekerja keras, tuk raih impian, Hidup itu adalah pilihan, apakah Anda mau sukses atau tidak? Jika ya, bergabunglah!"
kemudian ia menyingkirkan brosur itu di bawah meja dan pergi meninggalkan ruangannya, asyik duduk merokok di warung sambil kembali meresahkan tentang hidupnya yang pas-pasan.
THE END
*
KISAH ORANG SUKSES
Wanita itu memperhatikan suaminya semenjak tadi, yang duduk dan berbincang-bincang dengan seorang teman lama suaminya dan menawarkan sesuatu. Saat itu, ia hanya bertugas menyuguhkan segelas teh hangat. Dan kembali ke dapur, namun, entah apa yang menggelitik hatinya ketika ia mendengar tentang impian-impian yang diucapkan oleh teman lama suaminya itu.
"Rumah, mobil dan uang yang banyak!"
ia tergiur..., tetapi kembali kecewa ketika melihat sosok suaminya itu tidak mengindahkan kata-kata temannya sendiri hingga temannya pun ngeloyor pergi, dan meninggalkan selembar brosur di atas mejanya. beberapa saat setelah itu, suaminya pun pergi keluar sambil menghisap batang rokok dan menuju ke warung tempat ia biasa berkumpul.
wanita itu mencari-cari lembaran brosur yang diletakkan di bawah meja. Diam-diam ia membacanya di dalam kamar agar tidak ketahuan oleh suaminya. di sana, ia tergugah saat membaca beberapa deret kalimat;
"Bekerja keras, tuk raih impian, Hidup itu adalah pilihan, apakah Anda mau sukses atau tidak? Jika ya, bergabunglah!"
maka, dengan semangat dan jiwa yang berkobar, ia pun mencatat nomor ponsel yang tertera di atas brosur tersebut dan kemudian menyimpan brosurnya. ia ingin...ingin sekali, walau suaminya tidak mau, tapi ia merasa yakin bahwa untuk mendapatkan impian itu adalah harus dijemput, dan tidak hanya sekedar berangan-angan kosong seperti yang dikatakan oleh suaminya tiap hari hingga ia bosan.
"Aku harus berubah, jadi lebih baik!" tanamnya dalam hati.
*
enam bulan berikutnya,
Si wanita itu terlihat jarang ada di rumah dan selalu bepergian dengan teman-teman sekerabatnya, ibu-ibu arisan dan yang lainnya. Ketika sang suami bertanya;
"Belakangan kamu nggak ada di rumah, apa yang kamu lakukan dengan teman-temanmu?"
wanita itu menjawab, "Mencari dan mendapatkan perubahan."
suaminya mengernyitkan alis, kemudian ia kembali asyik mengisap rokoknya dan berkumpul dengan teman-teman di warungnya.
satu tahun kemudian,
TIIN...TIIN...TIIN...
suara bunyi klakson berhenti tepat di depan rumahnya. Tampak sosok lelaki itu terkejut bukan main kepalang, melihat isterinya menyetir mobil baru, dan senyum-senyum ke arahnya.
"Hei, apa kau habis melacurkan diri untuk mendapatkan mobil?" tanyanya marah dan memaksa isterinya turun dari mobil. Dengan langkah tegas pun wanita itu turun dari mobil dan menghampiri semuanya, dengan santai ia pun menjawab sambil memberikan selembar brosur yang ada di tangannya, di mana selembar brosur itulah yang dulu pernah didapat oleh suaminya dan diacuhkannya begitu saja, kemudian ia mengambilnya dan mengikuti bisnis tersebut.
"Hanya dengan membaca selembar brosur ini, hidupku bisa berubah lebih baik. Dan aku mendapatkan impian itu,"
lelaki itu pun melongo saat melihat isterinya tengah berlari memanggil anak-anaknya dan meminta mereka masuk ke dalam mobil untuk diajak berjalan-jalan dengan mobil baru yang didapatnya dari hasil kerja kerasnya selama ini.
THE END
note: bermimpi boleh-boleh saja, mimpilah setinggi-tingginya dan bekerja keraslah untuk mendapatkan impian tersebut.
Komentar
Posting Komentar
komen dong...yuk!