Manusia bertopeng mantera


Dalam lembut bibirmu, kau kata...
"Kau secantik bidadari, semanis madu pada hatimu."
Kesetiaan kau raih sekali genggam padaku,
kau berhasil! miliki aku, pujaanku.
Bintik-bintik kecil tiba-tiba menyergap,
hentikan rasa itu ketika....
Bidadari lain menyapa peluhmu,
kau kata pula pada mereka,
"Kau secantik bidadari, semanis madu pada hatimu."
Kesetiaan mereka kau raih sekali telak,
mereka berpeluk padamu. Berhasil! katamu, dia telah jadi milikku...
dan ia berkata, "Aku akan terus mendekapmu."
noda-noda kering melekat, pada halusnya pipimu.
kembali pulang terhuyung-huyung dan mabuk.
merebahkan tubuh tak melihat dibawah ada diriku...
kau tindih aku, dengan nafas aroma busukmu.
anggur...,
sungguh nian kau murtad, mengapa kau meminum anggur?
demikian kau hebat dalam seni agama,
terlintas setan pula dalam pikirmu....
dan kau berkata, "Halijahku, kau adalah bidadari tercantik yang kucinta."
sungguh pun, tak sekalipun aku memasukkannya ke dalam jiwa.
sebab kau berkata tanpa sadar, pada mabuk yang menghapuskan akalmu.
dan kau tengah tidur dengan seorang wanita,
yang melayani banyak lelaki,
pantaskah, seorang santri, menganggapku bidadari?
sama sajalah..., aku berganti dan kau pun sering berganti...
sebab aku bukanlah wanitamu, tapi wanita milik semua orang.
yang beri aku uang. dan kau, adalah sesosok laki-laki,
sesosok manusia bertopeng mantera....
Sidoarjo, 13 Februari 2011

Komentar