Dalam buta aku bertanya...


Lelaki itu bernama Hose. sebenarnya nama panjangnya adalah Hasibuan, tetapi orang-orang memanggilnya dengan nama Hose. Semenjak masih di dalam kandungan, ibunya yang tengah mengandung Hose tak memberikan makanan yang bergizi dan minum susu kehamilan, tak pernah diperiksa ke dokter, tapi hanya pada seorang dukun beranak. Pada bulan kesembilan, di mana saat itu si jabang bayi belum waktunya lahir di dunia, dan masih membutuhkan beberapa hari ke depan, Hose tak ingin berlama-lama tinggal di dalam kediamannya yang gelap dan terasa sesak. Karena ia terus-menerus merasakan dan melihat kegelapan di dunia rahim ibunda. Hose berpikir ketika ia terlahir dan menangis keras, sebentar lagi perlahan-lahan matanya akan terbuka dan melihat remang-remang wajah sang ibunda.
beberapa hari, minggu, bulan pun ditunggu untuk melihat perkembangan dari tubuh Hose yang terlihat semakin gemuk, tetapi ia tidak bisa merespon tatapan dari orang lain yang mengajaknya tersenyum, tak juga ibunya. Hose terus terdiam dan hanya berkata-kata sedikit tergelak mendengar suara-suara orang. merasakan gelitikan jemari yang menyentuh perut dan pinggangnya agar ia merasa geli dan tertawa.
Rupanya hal itu tak merubah pandangan Hose yang tetap terpaku pada satu titik. dinding, dan terkesan melayang. melihat ketidakberesan si jabang bayi. Hose pun dilarikan ke puskesmas untuk diperiksakan ke dokter. Dan betapa terkejutnya hati sang ibunda saat mendengar vonis dokter bahwa ternyata,
"Maaf, Nyonya. Bayi ini buta sejak lahir."
bagai disambar petir di siang hari, jatuhlah sang ibu karena mengalami shock hebat. tak menyangka jika sang anak ternyata tidak normal seperti yang lain, stres memikirkan masa depan Hose. walau pada akhirnya mereka pun bisa menerima kehadiran Hose sebagaimana yang lainnya.
tahun demi tahun pun melaju, 5, 7, hingga 16 tahun kemudian. Hose tak pernah bisa berkumpul dengan teman-temannya karena seirng diejek ia cacat. sehingga kehidupan sehari-harinya hanya ditemani oleh ayah dan ibunya. suatu hari, Hose bertanya pada ibunya,
"Ibu, bagaimanakah wajah ibu? apakah cantik? ibu pasti seorang yang sangat cantik." sentuh jemarinya meraba pipi sang ibunda yang kala itu meneteslah deras air matanya. dengan gemetar bibir wanita yang usianya mulai menua itu, berkata pada Hose,
"Hanya kaulah seorang anak yang menyebut ibumu dan memuji ibumu cantik, padahal kau tidak tahu apa itu makna cantik dan bagaimanakah cantik itu sebenarnya, Hose." tangisan sang ibu memukul hati sang anak yang merasa bodoh karena mengatakan kalimat itu, padahal ia sejatinya tidak tahu apa arti dari cantik dan bagaimana bentuk orang cantik sebenarnya.
Hose menjawab, "Bagaimanapun rupa ibu, ibu adalah yang melahirkan Hose. dalam kegelapan ini, Hose sering bermimpi melihat wajah ibu. bukankah ruh itu sebenarnya adalah jiwa kita, Bu?"
"Iya, Hose."
"Ibu, aku tak pernah bertanya kenapa aku dilahirkan buta. tapi, jika ibu berkata bahwa Tuhan itu tak seorangpun bisa melihat wajahNya, rasanya Hose tak perlu menyesalinya bukan? tapi, hanya satu yang ingin kulihat saat ini pada ibu,"
"Apa itu, Nak?"
Hose mengusapkan jari-jemarinya ke sudut mata sang ibunda dan berkata, "Aku tidak ingin melihat ibu menangis, itu saja."

Komentar

Posting Komentar

komen dong...yuk!