kisah si Jamboel Khatulistiwa


JAMBOEL KHATULISTIWA

            “Eh, kamu tahu Si Jamboel nggak?”

            “Jamboel?”

            “Itu loh, yang suka pake bulu mata anti badai,”

            “Oh, si bulu mata yang pake pengawet itu ya?”

            “Betul, kamu tahu dia sekarang lagi di mana?”

            Si Betty menudingkan jari telunjuknya pada seorang gadis berkulit sawo watang yang mana tiap kali masuk ke ruang kelas kuliah, selalu mengambil tempat duduk paling belakang. Biar bisa ngaca di depan cermin ajaibnya.

            “Tuh, di sono, kayak nggak tahu Jamboel aja!”

            “Yee, la kamu tadi tak tanya Jamboel juga pilon!”

            “Busyettt, cewek kayak Jamboel aja dicariin. Awas kamu, kena jamboelnya nanti baru tahu rasa, Jamboel itu punya jimat pelet biar orang yang nggak suka sama dia, tiba-tiba jadi suka. Eiiiyyy, serem amat!”

            “Ha, kalo sama aku dia nggak bakal bisa melet deh!”

            “Yakin, nggak bakal ketular jamboelnya?”

            “Sip!!!”

*
            “Mboel!”

            “Heh, bisa manggil agak sopan dikit nggak?” tukas si Jamboel Khatulistiwa yang saat itu sedang sibuk merapikan rambut model jambulnya yang ditekuk ke belakang memakai sisir antiknya. Sisir yang di jaman ini sangat susah untuk didapatkan, karena bentuk geriginya sangat rapat dan berbeda dengan sisir biasa. Entah, ia mendapatkan sisir antik itu darimana. Hal itulah yang akan ditanyakan oleh Butet Mekar Berbinar Ria. Yang sedang mempermasalahkan tentang rambutnya yang penuh kutu.

            “Mboel, kamu beli sisir itu di mana sih?”

            “Kenapa emang?”

            “Aku boleh pinjem sebentar nggak?”

            “Ah, enggak! Sisir ini khusus buat Jamboel seorang.”
            “Pelit lu!”

            “Kamu sendiri yang maksa, ngapain sih? Pengen punya jamboel juga ya?”

            “Jijaylah, aku cuma butuh sisirmu sebentar nih, kayaknya sisirmu bisa bantuin aku, Mboel.”
            “Eh, kamu tahu darimana kalau aku punya sisir antik?”

            “Dari si Sower To Soweer. Yang suka make bedak di ketiaknya tuh, biar bau badannya nggak membahana buana pitaloka.”

            Mereka berdua tertawa terkekeh-kekeh.

            “Ya udah, aku pinjemin kamu sisirku deh. Tapi janji, cuma sepuluh menit.”

            “Asiik, kamu cantik deh! Kayak Syahrini Djamboel. Aku bawa ke kamar mandi dulu ya!”
            “OK!”
*

            Di dalam kamar mandi, sengaja si Butet Mekar Berbinar Ria mengunci pintu masuk kamar mandi agar kerahasiaan tetap aman. Di mana rambutnya itu dipenuhi dengan makhluk Alien penghisap darah yang sangat gatal. Apalagi sudah banyak lingso-lingso atau anak kutu itu bertelur dan melepaskan diri di antara helaian rambutnya. Melihat sisir si Jamboel yang sepertinya bisa mengusir kutu-kutu itu karena saking rapatnya, senanglah hati si Butet ketika menyisirkan sisir antik itu perlahan-lahan.

            Sreett….sreettt…..sreeettt…

            Meloncatlah satu per satu kutu ke lantai, posisi Butet saat itu tengah duduk berjongkok dengan rambut digeraikan semua ke depan, mirip seperti saat Sadako tengah beraksi keluar dari dalam televisi.

            Clet…clet…clett…

            Satu kutu, dua kutu, tiga kutu, sepuluh kutu, hingga puluhan kutu rupanya berhasil dikeluarkan dengan sisir si Jamboel Khatulistiwa. Senangnya si Butet sampai ia keluar tanpa mencuci bersih sisir antik penuh pesona dan negara mencintainya itu dengan air.
*

            Jamboel Khatulistiwa sekarang sudah merubah bentuk rambutnya menjadi Mumboel Khatulistiwa, di mana bentuk rambutnya jauh lebih mengembang dan ikal. Entah kenapa terkadang ia suka menggaruk-garuk rambutnya sendiri. Sampai ia sendiri pun merasa risih, merasa sisir itu tak lagi antik. Dibuangnya sisir itu di tempat sampah, karena sisir itu pembawa petaka dirinya, sehingga rambutnya tak lagi bisa dibuat berjamboel.

            Padahal, sebenarnya sisir itu benar-benar antik dan bisa dibuat untuk mengusir kutu si Jamboel. Tetapi Jamboel sudah terlanjur kesal dan membenci sisir yang dianggap menularkan keburukan akan baris perbatasan kota. Jamboel tak pernah ingat bahwa awal penyebab ia tertular kutu lantaran sisir antiknya pernah dipinjam oleh si Butet Mekar Berbinar Ria. Dan seharusnya, Jamboel bisa menghilangkan kutu-kutu itu dengan sisir antiknya. Apa sih yang nggak bisa untuk si Jamboel Khatulistiwa?

            Sayang, sisir antik yang hanya satu di dunia itu kini sudah dibuang di tempat sampah dekat kampusnya. Dan tentunya, ada seorang pemulung yang mengambilnya, kemudian dibawanya pulang sisir Jamboel Khatulistiwa itu, lalu dibersihan sebersih-bersihnya, kemudian dipakainya untuk membersihkan kutu-kutu rambut pemulung itu. Dan betapa dahsyatnya sisir si Jamboel Khatulistiwa, kini si Pemulung itu rupanya telah berubah nasib menjadi seorang artis, yang kini namanya tengah ngetrend bernama, “Syahrintul muntul-muntul” karena rambutnya kini digandrungi oleh banyak orang apalagi kecantikannya pun bertambah karena ia juga baru saja menemukan seperangkat alat make up yang dibuang di tong sampah.

            Tiba-tiba ada seorang fotografer yang mengambil gambar si pemulung itu tengah membersihkan kutu-kutu dengan sisir si Jamboel Khatulistiwa. Dan saat itulah nasib Jamboel Khatulistiwa telah berpindah pada Syahrintul.

            Jika saja si Jamboel tidak bodoh. Dan terlalu cepat mengambil keputusan untuk membuang sisir antik nomor satu di dunia itu ke tong sampah. Hanya karena kutu, kini si Jamboel malah terkenal menjadi nama lain yaitu, “Mumboel Khatulistiwa”.

            Dan ia tengah menyaksikan seorang artis yang terus mengatakan, “Alhamdulillah ya, sesuatu banget saya telah menemukan sisir antik ini. kalau saja dulu saya nggak nemu sisir ini, mungkin ya, saya tetap jadi pemulung.”

            Jamboel Khatulistiwa saat itu cuma bisa duduk terbengong-bengong di depan televisi sambil menggaruk-garuk rambutnya yang gatal, sementara kutu-kutu itu dengan riangnya saling berloncatan.

by: Vanny Chrisma W

Komentar