Rejeki yang datang dari Allah


atas usahamu yang begitu kerja kerasnya mencari uang untuk kehidupan, rupanya kau hanya mendapatkan sisa-sisa kecil dari nafkahmu itu selepas kau membagi-bagi untuk orang lain, pada setoran-setoran wajib yang waow! kalo dilihat bikin pusing kepala. tetapi, jangan pernah mengeluh, sebab itu adalah pemberian dari Allah, dan atas kerja kerasmu mendapatkannya,walau kau merasa,"Aku baru saja memegang uang ini di tanganku, dan kini uang ini terlepas lagi hilang,"

uang itu tidak hilang, tapi kau berikan pada orang-orang yang tepat, pada hutangmu pd orang yang kau pernah pinjam dari dia, nafkah untuk ayah-ibu, adik, sodara, bahkan isteri, juga mungkin untuk suamimu yang sedang kepayahan karena uang. semua itu adalah rejeki dari Allah yang diberikan memang untuk dibagi. bukan untuk dirimu sendiri. bukankah tertulis dalam Qur'an Surat Ali Imran: 92, di mana Allah Subahanahu Wa Ta'ala berfirman: "Sekali-kali tidak akan sampai kepada ketakwaan (yang sempurna) sebelum menafkahkan harta yang kamu cintai."

Anas ra. bercerita: Abu thalhah ra. adalah seorang dari sahabat Anshar yang terkaya. ia memiliki kebun kurma di Madinah. Harta yang paling disukainya adalah perkebunan di Bairuha', letaknya dekat masjid. Rasulullah sering masuk ke kebun itu dan minum air bersih di sana. Ketika turun ayat Lan tanaalul birra hatta tunfiquu mimmaa tuhibbun-Sekali-kali kamu tidak akan sampai pada derajat ketakwaan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai-, maka Thalhah menemui Rasulullah dan berkata, "Ya Rasul, sesungguhnya Allah telah berfirman Lan tanaalul birra hatta tunfiquu mimmaa tuhibbun. Sesungguhnya harta yang paling kucintai adalah kebun Bairuha'. Karena itu kebun tersebut kusedekahkan karena Allah dengan harapan bisa menjadi ketakwaan dan simpanan di sisi Allah. Maka pergunakanlah sesuai dengan petunjuk Allah kepadamu!"Rasulullah saw. menjawab, "Bagus, itulah harta (yang mendatangkan) untung. aku telah mendengar maksudmu dan kebun itu akan kubagikan kepada sanak kerabat."Abu Thalhah berkata, "Wahai Rasul, aku akan melaksanakan petunjukmu." kemudian Abu Talhah membagi-bagi kebun itu kepada sanak kerabat dan anak pamannya. "LAN TANAALUL BIRRA HATTA TUNFIQUU MIMMAA TUHIBBUN." (HR. Muttafaqun Alaihi)


MEMBERI NAFKAH PADA KELUARGA

Abu Hurairah ra.berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, "Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kau nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada fakir miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu." (HR.Muslim)

Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, "Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya!' dan yang lain berdoa, 'Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir'. (HR. Mutafaqun Alaihi)

terkadang, kita sebagai manusia yang lemah. merasakan kerja keras untuk mendapatkan uang itu sangat sulit bahkan sampai tubuh menjadi sakit. hanya untuk apa? mendapatkan uang agar bisa dibagi-bagi pada orang2 yg wajib kita berikan pada mereka, dan pada orang lain yg membutuhkan. terkadang, sesuatu yang baru kita dapatkan dari hasil kerja keras, tiba2 hilang di tangan kita, dan kita sama sekali tidak membawa apa-apa, tidak membawa apa-apa. saldo yang sebelumnya nol, kembali terisi, kemudian kembali menjadi nol. ini hanya di dunia untuk saldomu yang kembali menjadi nol. tapi di akherat, saldomu sudah sampai berbunga-bunga dan kau sama sekali tidak mengetahuinya selain Sang Pemberi Rejeki, Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

maka itu, tak perlu sampai kau bersedih. jika kau masih tetap memiliki kekuatan untuk berjuang hidup dan menebas rintangan yang menggerus-gerus impianmu. tak perlu kau pikirkan itu, jika kau memang benar masih ingin hidup di dunia ini, dengan mereka, dengan orang lain. sama-sama berbagi, sama-sama memberi dan mengasihi. besarkanlah simpati dan rasa empati. janganlah bersikap kikir, pelit atau boros, membelanjakan harta tidak pada keperluannya.

rejekimu adalah dari Allah untuk menuntaskan masalahmu di dunia, jangan menangis jika saldomu yg sebelumnya terisi, kembali menjadi nol

Komentar