Memahami Agorafobia
Agorafobia adalah suatu gangguan kecemasan yang didefinisikan sebagai ketakutan tidak wajar atau mengalami serangan panik atau gejala mirip kepanikan dalam suatu situasi yang dirasa sulit atau memalukan yang ingin dihindari.
Situasi tersebut dapat meliputi tempat luas terbuka, orang banyak, atau kondisi sosial yang tidak terkendali, tapi situasinya tidak terbatas hanya pada hal-hal tersebut. Masalah kecemasan sosial juga dapat menjadi penyebabnya. Akibatnya, penderita agorafobia menghindari tempat-tempat umum atau tempat asing, terutama tempat luas terbuka seperti mal atau bandara di mana mereka tidak dapat melarikan diri jika terjadi serangan panik.
Meskipun sebagian besar diaanggap sebagai ketakutan berada di tempat umum, sekarang diyakini bahwa agorafobia berkembang sebagai suatu komplikasi serangan panik.
Bukanlah sesuatu yang tidak biasa bagi orang yang menderita agorafobia (yang mengakibatkan serangan panik berat) menjadikan rumah mereka sebagai tempat perlindungan pribadi. Rumah mereka menjadi tempat yang aman di mana mereka akan merasa tenang atau setidaknya sedikit kurang khawatir mengalami serangan kecemasan daripada berada di luar dan di sekitar dunia luar.
Setelah seseorang mengalami dan selamat dari serangan panik ini, instingnya akan mengatakan untuk pergi ke tempat di mana hal menakutkan ini tidak terjadi sehingga ia bisa tetap merasa aman. Ini mungkin akan dirasakan seperti obat yang baik. Namun dalam kenyataanya, itu hanya obat sementara, karena dalam jangka panjang seseorang akan menghindari tempat-tempat umum yang jauh dari rumah.
Seberapa burukkah agorafobia mempengaruhi kehidupan sosial seseorang? Misalkan anda mengalami serangan panik di tempat belanja. Tiba-tiba anda mulai muntah, tubuh anda mulai gemetar, dan anda mendapatkan perasaan bahwa anda sepertinya akan mati.
Untungnya, anda dapat keluar dari tempat belanja tersebut dan masuk ke dalam mobil anda sembari bersyukur karena anda selamat. Jelas, anda tidak akan pernah kembali ke tempat belanja lagi karena takut bahwa pengalaman yang sama akan terulang kembali.
Sekarang bayangkan anda sedang menonton pertandingan sepakbola antar kampung misalnya, dan pengalaman itu terjadi lagi. Sesuatu dalam kerumunan atau mungkin aroma tertentu tiba-tiba memicu serangan panik dan satu-satunya hal yang dapat anda pikirkan adalah untuk lari ke mobil anda di mana anda diam sampai anda memutuskan untuk pulang. Anda kemudian tidak akan mau pergi ke acara semacam ini untuk menghindari serangan panik. Sebaliknya, anda akan lebih merasa nyaman dan terlindungi di rumah anda.
Banyak orang yang menderita kecemasan akut menemukan kelegaan karena mendapatkan suatu tempat "aman", tempat di mana mereka merasa kurang cemas dan lebih tenang. Tempat perlindungan tersebut biasanya rumah mereka sendiri.
Situasi tersebut dapat meliputi tempat luas terbuka, orang banyak, atau kondisi sosial yang tidak terkendali, tapi situasinya tidak terbatas hanya pada hal-hal tersebut. Masalah kecemasan sosial juga dapat menjadi penyebabnya. Akibatnya, penderita agorafobia menghindari tempat-tempat umum atau tempat asing, terutama tempat luas terbuka seperti mal atau bandara di mana mereka tidak dapat melarikan diri jika terjadi serangan panik.
Meskipun sebagian besar diaanggap sebagai ketakutan berada di tempat umum, sekarang diyakini bahwa agorafobia berkembang sebagai suatu komplikasi serangan panik.
Bukanlah sesuatu yang tidak biasa bagi orang yang menderita agorafobia (yang mengakibatkan serangan panik berat) menjadikan rumah mereka sebagai tempat perlindungan pribadi. Rumah mereka menjadi tempat yang aman di mana mereka akan merasa tenang atau setidaknya sedikit kurang khawatir mengalami serangan kecemasan daripada berada di luar dan di sekitar dunia luar.
Setelah seseorang mengalami dan selamat dari serangan panik ini, instingnya akan mengatakan untuk pergi ke tempat di mana hal menakutkan ini tidak terjadi sehingga ia bisa tetap merasa aman. Ini mungkin akan dirasakan seperti obat yang baik. Namun dalam kenyataanya, itu hanya obat sementara, karena dalam jangka panjang seseorang akan menghindari tempat-tempat umum yang jauh dari rumah.
Seberapa burukkah agorafobia mempengaruhi kehidupan sosial seseorang? Misalkan anda mengalami serangan panik di tempat belanja. Tiba-tiba anda mulai muntah, tubuh anda mulai gemetar, dan anda mendapatkan perasaan bahwa anda sepertinya akan mati.
Untungnya, anda dapat keluar dari tempat belanja tersebut dan masuk ke dalam mobil anda sembari bersyukur karena anda selamat. Jelas, anda tidak akan pernah kembali ke tempat belanja lagi karena takut bahwa pengalaman yang sama akan terulang kembali.
Sekarang bayangkan anda sedang menonton pertandingan sepakbola antar kampung misalnya, dan pengalaman itu terjadi lagi. Sesuatu dalam kerumunan atau mungkin aroma tertentu tiba-tiba memicu serangan panik dan satu-satunya hal yang dapat anda pikirkan adalah untuk lari ke mobil anda di mana anda diam sampai anda memutuskan untuk pulang. Anda kemudian tidak akan mau pergi ke acara semacam ini untuk menghindari serangan panik. Sebaliknya, anda akan lebih merasa nyaman dan terlindungi di rumah anda.
Banyak orang yang menderita kecemasan akut menemukan kelegaan karena mendapatkan suatu tempat "aman", tempat di mana mereka merasa kurang cemas dan lebih tenang. Tempat perlindungan tersebut biasanya rumah mereka sendiri.
Komentar
Posting Komentar
komen dong...yuk!